OlehBeta Dwi Pratiwi
ABSTRAK
Pratiwi, Beta Dwi. 2015. “Eksperimen Pembuatan Kue Kremus Komposit Tepung
Singkong (Cassava Flour)”.Skripsi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, S1
Konsentrasi Tata Boga, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Pudji Astuti, S.Pd., M.Pd
Kata Kunci: Kue Kremus, Komposit, Tepung Singkong
Kue kremus merupakan salah satu makanan ringan atau camilan tradisional. Pada umumnya kue kremus terbuat dari bahan dasar tepung ketan. Penggunaan tepung ketan dalam pembuatan kue-kue dapat digantikan dengan bahan lainnya yang memiliki karakteristik yang sama, seperti penggunaan tepung singkong. Tepung singkong atau tepung kasava adalah ubi kayu yang dikeringkan dan dibuat tepung. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui perbedaan kualitas kue kremus komposit tepung singkong dengan persentase 0%, 75%, 85% dan 95%; (2) untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap kue kremus komposit tepung singkong hasil eksperimen dan (3) untuk mengetahui kandungan serat kasar dan gula reduksi kue kremus komposit tepung singkong hasil eksperimen.
Objek pada penelitian yang digunakan adalah penggunaan komposit tepung singkong yang berbeda dengan prosentase 75%, 85%, 95% dan 0%. Desain eksperimen yang digunakan adalah desain Posttest-Only Control Design. Uji kandungan kimiawi kue kremus meliputi kandungan serat kasar dan gula reduksi. Teknik analisis data yang digunakan analisis varian klasifikasi tunggal untuk menganalisis data uji inderawi dan analisis deskriptif persentase untuk menganalisis kesukaan masyarakat.
Hasil penelitian menunjukan, ada perbedaan kualitas inderawi kue kremus hasil eksperimen dibandingkan dengan kontrol, dimana nilai Fhitung> Ftabel.Berdasarkan hasil uji kesukaan masyarakat terhadap aspek warna, aroma, tekstur dan rasa, dapat diketahui bahwa sampel A (75%) dan B (85%) disukai masyarakat dengan prosentase masing-masing yaitu 80,06% dan 74,13%. Sampel C (95%) dengan prosentase 57,63% memiliki kriteria cukup disukai masyarakat. Ditinjau dari uji kandungan serat kasar dan gula reduksi. Sampel K serat kasar
7,0220%, gula reduksi 0,4116%. Sampel A serat kasar 7,4116%, gula reduksi
0,2844%. Sampel B serat kasar 7,6212%, gula reduksi 0,3350%. Sampel C serat kasar 7,6502%, gula reduksi 0,3899%. Saran dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh industri. Pada penentuan panelis harus teliti agar mendapatkan panelir yang cermat dan peka. Dilakukan penelitian lanjutan tentang pembuatan kue kremus menggunakan komposit tepung pati singkong agar kualitas kue kremus dari aspek inderawi lebih baik.
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar sumber perekonomian masyarakat berasal dari sektor pertanian. Berbagai jenis bahan pangan mulai dari serealia, umbi-umbian, sayur dan buah merupakan hasil dari sektor pertanian yang ada di Indonesia. Banyaknya jenis bahan pangan yang ada di Indonesia, maka menjadikan wilayah Indonesia memiliki berbagai jenis makanan dan jajanan tradisional yang tersebar hampir di seluruh wilayahnya. Makanan maupun jajanan tradisional dapat dikembangkan dengan bahan dasar lainnya sebagai pengganti bahan pokok maupun substitusi.
Masyarakat Indonesia memiliki kemampuan untuk mengolah bahan pangan menjadi berbagai produk makanan, mulai makanan pokok hingga makanan ringan. Makanan pokok adalah makanan utama dan dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi. Makanan pokok biasanya mengandung karbohidrat. Makanan pokok berbeda- beda sesuai dengan tempat dan budaya, sebagai contoh makanan pokok adalah nasi tiwul (singkong) dikonsumsi oleh penduduk Pegunungan Kidul (Pacitan, Wonogiri, Gunung Kidul), nasi jagung sebagai pengganti makanan pokok di Madura dan Sulawesi, serta papeda (sagu) sebagai makanan pokok Maluku dan Papua. Makanan ringan adalah camilan atau kudapan yang bukan merupakan menu utama. Selain
camilan atau kudapan, makanan ringan juga sering disebut dengan snack atau makanan kecil. Makanan ringan biasanya dihidangkan untuk teman nonton tv, teman minum teh, sebagai hantaran dan lain-lain. Berbagai macam makanan ringan atau camilan seperti kue widaran, kue kuping gajah, kue kering, kue kremus dan lain-lain.
Kue kremus merupakan salah satu makanan ringan atau camilan tradisional. Kue kremus di masyarakat memiliki berbagai macam nama diantaranya unthuk yuyu atau rumah yuyu, busa kepiting dan unca (singkatan dari kremus). Terbuat dari bahan dasar tepung ketan, telur, gula, margarin, garam, vanili dan santan. Kue kremus memiliki rasa manis dan bertekstur renyah. Pada pembuatan kue kremus, adonan dicetak dengan cara tradisional menggunakan tempurung kelapa atau batok kelapa yang sudah diberi lubang, sehingga bentuknya menyerupai rumah cacing. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, kue kremus dicetak dengan cara yang lebih modern menggunakan alat pencetak kue kremus, sehingga lebih praktis dan lebih ringan dibandingan dengan menggunakan cara tradisional yang lebih banyak membutuhkan tenaga.
Pada umumnya kue kremus terbuat dari bahan dasar tepung ketan. Tepung ketan termasuk bahan dasar dalam pembuatan kue-kue yang memiliki harga yang cukup mahal. Tepung ketan mengandung karbohidrat, protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), lemak, serat, mineral, dan air. Pati tepung ketan tersusun dari dua polimer karbohidrat yaitu amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang dan amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket. Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna
(transparan atau tidak) dan tekstur (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin dan hampir tidak mengandung amilosa, hanya berkisar 1-2% kandungan amilosasehingga sangat lekat. Tepung ketan memiliki amilopektin yang lebih besar dibandingkan dengan tepung-tepung lain. Amilopektin inilah yang meyebabkan tepung ketan lebih pulen dibandingkan dengan tepung lainnya. Makin tinggi kandungan amilopektin pada pati maka makin pulen pati tersebut (Almatsier, 2008: 36).
Penggunaan tepung ketan dalam pembuatan kue-kue dapat digantikan dengan bahan lainnya yang memiliki karakteristik yang sama, seperti penggunaan tepung singkong. Tepung singkong dapat digunakan sebagai pengganti bahan pokok maupun komposit dalam pembuatan kue-kue. Penggunaan tepung singkong dimaksudkan untuk meningkatan nilai ekonomis singkong (ubi kayu) dan mengurangi penggunaan tepung ketan.
Singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung. Sedangkan untuk konsumsi penduduk dunia, khususnya penduduk negara-negara tropis, tiap tahun diproduksi sekitar 300 juta ton ubi kayu. Produksi ubi kayu di Indonesia sebagian besar dihasilkan di Jawa (56,6%), Provinsi Lampung (20,5%) dan provinsi lain di Indonesia (22,9%). Secara umum pengolahan pasca panen ubi kayu digunakan untuk membuat tepung tapioka, tepung kasava, kue, mie, dan lain-lain (Asnawi, 2008: 1).
Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar
60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu
1%, karenanya merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan, namun sedikit kandungan zat gizi seperti protein (Widowati, 2011:2).
Singkong memiliki kandungan gizi yang sama seperti tepung ketan yaitu kandungan amilopektin. Singkong tergolong polisakarida yang mengandung pati dengan kandungan amilopektin yang tinggi tetapi lebih rendah daripada ketan yaitu amilopektin 83 % dan amilosa 17 %, sedangkan buah-buahan termasuk polisakarida yang mengandung selulosa dan pektin (Lestari dkk, 2010). Singkong tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama, untuk memperpanjang daya simpan, singkong dapat diolah menjadi tepung singkong. Tepung singkong atau tepung kasava adalah tepung yang terbuat dari ubi kayu melalui cara penyawutan. Istilah ini mulai diperkenalkan pada tahun 1993an. Proses ini merupakan perbaikan dari cara pembuatan tepung ubi kayu/gaplek tradisional. Keunggulan proses ini rendemen lebih tinggi dibanding tepung gaplek yaitu dari 20-22% menjadi 25-30%, hygiene, awet, gizi lebih baik, dapat untuk mensubstitusi terigu, baik parsial atau seluruhnya. Tepung singkong mengandung air 12%, lemak 0,32%, protein 1,19%, karbohidrat 81,75%, serat 3,34% (Widowati, 2011:7).
Kelebihan dan kesamaan karakteristik yang dimiliki tepung singkong ini dapat membantu masyarakat untuk mengoptimalkan tepung singkong dalam pembuatan kue–kue sebagai bahan substitusi maupun bahan komposit tepung ketan. Dengan menggunakan tepung singkong akan menjadikan olahan makanan yang lebih ekonomis. Salah satu olahan makanan dari tepung ketan yang dapat dikomposit dengan tepung singkong adalah kue kremus.
Pada percobaan awal pembuatan kue kremus tepung singkong: 100% tepung singkong, 1 butir telur, 25 gram gula pasir, 20 gram mentega, 50 gram santan, ½ vanili, dan garam menghasilkan kue kremus berwarna coklat tua, rasa cukup manis, namun tekstur permukaan luar kasar dan tidak renyah. Percobaan yang dilakukan belum sesuai dengan mutu kue kremus yang ada di pasaran, peneliti mencoba tidak menggunakan putih telur dan mengurangi penggunaan tepung singkong. Peneliti melakukan percobaan kembali dengan 75% tepung singkong dan 25% tepung ketan,
1 butir kuning telur dengan bahan lain yang sama, menghasilkan kue kremus yang lebih baik.
Berdasarkan percobaan pendahuluan di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut dalam eksperimen pembuatan kue kremus komposit tepung singkong (cassava flour) dengan menggunakan komposit 75% tepung singkong dan
25% tepung ketan, 85% tepung singkong dan 15% tepung ketan, dan 95% tepung singkong dan 5% tepung ketan, dengan menggunakan 1 butir kuning telur dan bahan lain yang sama.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian yang diangkat adalah “EKSPERIMEN PEMBUATAN KUE KREMUS KOMPOSIT TEPUNG SINGKONG (Cassava Flour)”.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian “Eksperimen Pembuatan Kue
Kremus Komposit Tepung Singkong (Cassava Flour)”adalah:
1.2.1 Apakah ada perbedaan kualitas kue kremus komposit tepung singkong 75%,
85%, 95% dibandingkan dengan kue kremus komposit tepung singkong 0%
dilihat dari aspek warna, aroma, rasa, dan tekstur?
1.2.2 Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat terhadap kue kremus komposit tepung singkong 75%, 85%, 95% hasil eksperimen?
1.2.3 Berapakah kandungan serat kasar dan gula reduksi pada kue kremus komposit tepung singkong 75%, 85%, 95% dan 0%?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui perbedaan kualitas kue kremus komposit tepung singkong
75%, 85%, 95% dibandingkan dengan kue kremus komposit tepung singkong
0% dilihat dari aspek warna, aroma, rasa, dan tekstur?
1.3.2 Untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap kue kremus komposit tepung singkong 75%, 85%, 95% hasil eksperimen.
1.3.3 Untuk mengetahui kandungan serat kasar dan gula reduksi pada kue kremus komposit tepung singkong 75%, 85%, 95% dan 0%.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat bagi peneliti:
1.4.1.1 Menambah pengetahuan dan membuka wawasan bagi peneliti tentang penggunaan tepung singkong sebagai bahan komposit dalam pembuatan kue kremus.
1.4.1.2 Hasil penelitian dapat digunakan untuk membuka usaha pembuatan kue kremus dari singkong yang lebih ekonomis.
1.4.2 Manfaat bagi perguruan tinggi
1.4.2.1 Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran dan menambah pustaka bagi perpustakaan Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Fakultas Teknik UNNES
1.4.2.2 Hasil penelitian dapat digunakan sebagai materi dalam melakukan program pengabdian masyarakat.
1.4.3 Manfaat bagi masyarakat
1.4.3.1 Sebagai sumber informasi pada masyarakat tentang pemanfaatan singkong sebagai bahan komposit pembuatan kue kremus.
1.4.3.2 Memberikan wawasan pada industri kue kremus tentang pemanfaatan singkong menjadi suatu produk olahan yaitu kue kremuskomposit tepung singkong, sebagai upaya penganekaragaman pangan dan meningkatkan nilai ekonomis.
1.5 Penegasan Istilah
Penegasan istilah digunakan untuk menghindari terjadi kesalahan dalam mengartikan judul “Eksperimen Pembuatan Kue kremus Komposit Tepung Singkong (Cassava Flour)”, dan untuk membatasi istilah yang digunakan dalam penelitian, maka perlu diberi adanya penegasan terhadap beberapa istilah sebagai berikut :
1.5.1 Eksperimen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, eksperimen adalah percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori. Eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah percobaan pembuatan kue kremus komposit tepung singkong 75%, 85%, 95%.
1.5.2 Pembuatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembuatan berasal dari kata “buat” yang mendapatkan awalan pe-an dan akhiran-an yang berarti proses, cara, perbuatan membuat. Pembuatan merupakan proses atau suatu cara membuat sehingga menjadi suatu produk. Pada penelitian ini pembuatan yang dimaksud adalah melakukan eksperimen pembuatan kue kremus komposit tepung singkong 75%, 85%, 95%.
1.5.3 Kue Kremus
Kue kremus merupakan salah satu makanan ringan atau cemilan tradisional yang memiliki rasa manis, gurih dan bertekstur renyah. Bentuk kue kremus menyerupai rumah cacing. Bahan dasar pembuatan kue kremus; tepung ketan, telur, gula, margarine, garam, vanili dan santan. Kue kremus yang dimaksud yaitu kue kremus komposit tepung singkong 75%, 85%, 95%.
1.5.4 Komposit
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komposit memiliki arti gabung, campuran. Komposit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pencampuran antara tepung singkong dan tepung ketan dalam jumlah yang bervariasi yaitu:
a. 75% tepung singkong dan 25% tepung ketan b. 85% tepung singkong dan 15% tepung ketan c. 95% tepung singkong dan 5% tepung ketan
d. 0% tepung singkong dan 100% tepung ketan sebagai control.
1.5.5 Tepung Singkong (Cassava Flour)
Tepung singkong adalah tepung yang terbuat dari ubi kayu melalui proses pengupasan, pencucian, perendaman, penyawutan, pengepresan, pengeringan dan terakhir penepungan dan pengemasan. Hasil akhir tepung singkong yakni menghasilkan tepung singkong yang berwarna putih kecoklatan dan beraroma khas singkong.
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan eksperimen pembuatan kue kremus komposit tepung singkong (cassava flour) adalah percobaan pembuatan kue kremus tepung ketan dikomposit dengan tepung singkong (cassava flour), dengan perbandingan komposit 75% tepung singkong dan 25% tepung ketan, 85% tepung singkong dan 15% tepung ketan, 95% tepung singkong dan 5% tepung ketan.
1.6 Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian akhir.
1.6.1 Bagian Awal Skripsi
Bagian ini berisi Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Halaman Motto, dan Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan Daftar Lampiran. Bagian awal memberikan kemudahan kepada pembaca untuk mencari bagian penting secara cepat.
1.6.2 Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu : Pendahuluan, Landasan Teori, Metode
Penelitian, Hasil Penelitian, dan Penutup.
BAB I Pendahuluan
Bab pendahuluan memberikan gambaran umum mengenai isi skripsi : latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Landasan Teori
Landasan teori digunakan sebagian landasan berfikir meliputi : Kue Kremus, Tepung Singkong, Kerangka Berfikir Dan Hipotesis.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisi mengenai : Metode Penentuan Objek Penelitian, Variabel Penelitian (Variabel Bebas, Variabel Terikat, Variabel Kontrol), Metode Pendekatan Penelitian (Metode eksperimen, Desain Eksperimen, Pelaksanaan Eksperimen, Tahap Eksperimen), Metode Pengumpulan Data,Alat Pengumpul Data, serta Metode Analisis Data.
BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Penutup
Bab penutup berisikan simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang berguna bagi pembaca.
Beri Komentar