Andriyani Kusuma Dewi, S.Kom.
Email: ndutz.83@gmail.com
This research has the aim to describe and describe the use of project based learning methods in terms of increasing student activity. The study was classified as a qualitative descriptive study. The subjects used in this study were students of class X TJKT at 1 Petarukan Public Vocational School on Public Relations and Protocol. Data collection techniques used were observation and interviews. While data analysis techniques are used through several stages including data collection, data presentation and drawing conclusions. In the learning process students tend to be bored and less interested in the learning process that takes place because the method used is merely lecture and monotonous. Therefore this research was conducted so that students are more active in the learning process. The activeness of students in the learning process also has an important role in learning outcomes. The project based learning learning model is a scientific approach and consists of several stages, including observing, asking questions, gathering information, reasoning, and communicating. Through these various stages students can increase their role in the learning process.
Keywords: learning model; project based learning; student activity
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki arti yang cukup luas, tergantung melalui sudut pandang mana kita menilai suatu pendidikan. Di sisi lain pendidikan memiliki arti sebagai upaya untuk mencerdaskan bangsa. Selain itu pendidikan juga memiliki tujuan untuk melakukan peningkatan terhadap kualitas masyarakat di Indonesia. Dicatat dalam UU No. 20 Pasal 3 (2003) mengenai pendidikan yang diartikan sebagai peningkatan sekaligus perkembangan keahlian yang dimiliki peserta didik. Peningkatan yang terjadi dapat berupa semakin berilmu, semakin terasah keterampilan yang dimiliki, dibekali dengan sikap serta akhlak yang mulia, dapat berpikir kritis, dan lain-lain.
Setiap sekolahan baik Sekolah Kejuruan maupun sekolah umum merupakan suatu lembaga formal yang memiliki komponen-komponen pendidikan seperti guru, siswa, fasilitas belajar mengajar, media pembelajaran, mata pelajaran kurikulum dan sebagainya. Namun ada komponen yang berperan penting di suatu lembaga pendidikan yakni guru dan siswa. Guru dan siswa inilah yang menentukan keberhasilan tujuan belajar mengajar suatu lembaga pendidikan.
Menurut Suprihatiningrum (2013:90), menguraikan pendapatnya mengenai makna seorang pendidik yang diartikan sebagai seorang individu dengan kelebihan serta kemampuan yang dibagikan maupun diajarkan kepada orang lain melalui sistem pengajaran. Pendidik berperan sebagai sumber dalam pembentukan motivasi, selain itu pendidik juga melakukan interaksi langsung dengan siswa dalam proses pengajaran dilengkapi dengan sumber belajar sebagai pendukung dalam pengajaran.
Program keahlian di Sekolah Kejuruaan beragam, karena sekolah ini mengutamakan keahlian dan kesiapan siswa untuk bekerja di suatu perusahaan. Disesuaikan dengan tujuan dari SMK yang tercatat dalam UU No. 20 Pasal 3 (2003) menyatakan bahwa peserta didik harus menjadi manusia mandiri serta mampu bekerja sendiri bahkan harus berusaha dapat menciptakan lowongan pekerjaan.
Selain SMA terdapat SMK yang lebih mengarahkan siswa kepada dunia kerja, lebih mengajarkan praktek secara langsung kepada siswa dibandingkan teori yang seringkali diterima peserta didik pada SMA SMK memiliki beberapa kompetensi keahlian, sementara kejuruan Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT) termasuk dalam salah satu kejuruan favorit di SMK.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Petarukan yang merupakan Sekolah Kejuruan dengan akreditasi B yang letaknya di desa yang dikelilingi oleh persawahan. Sekolah tersebut beralamatkan di Jl. Raya Petarukan Pegundan Km.3 Petarukan Pemalang. Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT) termasuk dalam salah satu dari enam program keahlian yang tersedia.
Model pembelajaran project based learning merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa (student centered) dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya (Trianto, 2014:42).
Informatika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan pada program keahlian Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT) kelas X. Mata pelajaran ini juga termasuk didalam kurikulum Merdeka dan sangat memberikan informasi serta pengetahuan kepada peserta didik.
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran Informatika kelas X di SMK Negeri 1 Petarukan menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran lebih cenderung menggunakan model Direct Intruction dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum
75). Namun pada kenyataannya model pembelajaran PBL dirasa kurang cocok karena hasil ketrampilan siswa pada Elemen TIK menunjukkan ketidaktuntasan pada ranah kognitif mencapai 51% dan yang tuntas mencapai 49%. Pada ranah psikomotorik ketidaktuntasan mencapai 57% dan yang tuntas mencapai 43 %. Sedangkan berdasarkan pengalaman studi pendahuluan di SMK Negeri 1 Petarukan terakreditasi B serta Kurikulum Merdeka. Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti di SMKNegeri 1 Petarukan. Dari tingkatan yang ada, peneliti menjadikan kelas X TJKT sebagai subjek penelitian.
Didasarkan terhadap penelitian yang dilakukan oleh Herawan (2016) memberikan hasil bahwa model PjBL yang diterapkan dalam pengajaran mata pelajaran Akuntansi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kenaikan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Rezeki (2015) memperoleh hasil yang menguraikan bahwa pelaksanaan model pembelajaran PjBL dalam konsep peningkatan prestasi serta peran aktif siswa dalam proses pengajaran menghasilkan peningkatan kognitif terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana penggunaan model pembelajaran project based learing dalam peningkatan keaktifan siswa.
untuk melihat jurnal lebih lengkapnya silahkan klik di sini
Beri Komentar