.
Sabtu, 18 Mei 2024
  • Selamat Datang di Website SMK Negeri 1 Petarukan. Nestar : Serasi Beriman (Semangat Raih Prestasi, Berintegritas, Maju dan Inovatif)

Kembalikan Tegal Jepangnya Indonesia dengan Sinse Bah Inlok

Diterbitkan : - Kategori : TERKINI
Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kota Tegal, terus berupaya mengoptimalkan kemitraan pengembangan sumber daya industri logam, untuk mengembalikan masa kejayaan ‘Tegal sebagai Jepangnya Indonesia’.
Optimalisasi itu secara perlahan mulai diwujudkan dalam Sinergitas Stakeholder Membangun Hebat Industri Logam Kota Tegal (Sinse Bah Inlok).
Hal ini terungkap, saat Kepala Disnakerin Kota Tegal, R. Heru Setyawan, membuka kegiatan optimalisasi pemanfaatan Sentra Industri Logam Kota Tegal (SILKOT) di Jalan Cempaka, Kecamatan Tegal Timur, Selasa (8/8/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Dosen Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, Irfan Santosa dan perwakilan mahasiswa, para Kepala SMK dan perwakilan siswa serta tamu undangan.
Dalam sambutannya, Heru berharap keberadaan SILKOT benar-benar dapat difungsikan sebagai training and research center, sekaligus menjadi showroom untuk memajukan industri logam Kota Bahari.
“Upaya ini kita lalukan dengan membangun sinergi pentahelix, yang melibatkan unsur akademisi baik dari perguruan tinggi maupun SMK dan unsur dunia usaha yang bergerak di bidang logam,” katanya.
Sedangkan untuk unsur masyarakat, Heru menyebut bahwa keberadaan SILKOT sangat strategis, mengingat para perajin logam adalah warga sekitar. Selain itu, Heru juga meminta unsur media massa untuk memonitor dan mendorong agar SILKOT beroperasi optimal.
Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian Dinaskerin Kota Tegal, Widya Yudhawati memaparkan, salah satu industri terbesar kedua di Kota Tegal setelah industri makanan adalah sektor industri logam dan furnitur. Bahkan, Kota Tegal pernah mendapatkan julukan sebagai Jepangnya Indonesia.
“Ada catatan sejarah logis yang menjadi alasan kuat kenapa Tegal mendapat julukan itu. Industri logam di Tegal tumbuh pada masa kolonial Belanda. Saat itu, sangat dibutuhkan pasokan untuk menopang kebutuhan peralatan dan suku cadang pabrik gula, perkapalan, kereta api dan tekstil,” jelasnya.
Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, lanjut Widya, dibangun Pabrik Logam NV Barat, yang kemudian menjadi PT. Barata yang sampai sekarang masih beroperasi. Kemudian tumbuh bengkel-bengkel sederhana yang tersebar di wilayah Kota Tegal, khususnya di Jalan Cempaka (Kawasan Peruntukan Industri atau KPI).
“Ada beberapa isu yang menjadi fokus kami untuk mengembalikan kejayaan Tegal sebagai Jepangnya Indonesia. Salah satunya dengan mengoptimalkan data industri logam dan kemitraan dalam pengembangan sumber daya industri dan fasilitasi perizinan bagi IKM logam,” terangnya.
Dengan adanya Sinse Bah In Lok diharapkan dapat memberi ruang bagi para pelaku usaha industri logam untuk memanfaatkan SILKOT sebagai ajang aktivitas maupun pelaksanaan program dan kegiatan terkait pemberdayaan IKM, sehingga akan mempermudah pelaksanaan kinerja Disnakerin, khususnya dalam perumusan, koordinasi, evaluasi dan lainnya.
“Dengan Sinse Bah In Lok untuk mengoptimalkan Kemitraan Pengembangan Sumber Daya Industri Logam melalui adanya SILKOT, semoga bisa meningkatkan produktivitas dan kapasitas pelaku IKM Logam, sehingga akan berdampak pada peningkatan ekonomi daerah. Termasuk memberi azas manfaat bagi dunia usaha, akademisi, masyarakat dan media massa,” tandasnya.
“Untuk tambahan, mungkin ke depan Kota Tegal bisa memiliki tempat pengujian kualitas. Karena seperti diketahui, kualitas pengecoran di sini masih kalah dengan Logam Batur Ceper, Klaten.”
“Mungkin karena Tegal masih enggan untuk mengujikan hasil pengecoran. Bahkan, saya harus melakukan uji spesimen di Bogor. Jika di Tegal ada, maka akan semakin lengkap ditambah dengan menjaga sinergi antara satu dengan yang lain,” bebernya.
Berita asli dikutip dari : https://pantura.suaramerdeka.com/pantura-raya/069746769/kembalikan-tegal-jepangnya-indonesia-dengan-sinse-bah-inlok
Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar